Kamis, 24 Maret 2016

Review film 'Boyhood'

REVIEW FILM “BOYHOOD”






Mason (diperankan Ellar Coltrane) seorang anak berusia 6 tahun, diliput kehidupannya oleh sang sutradara hingga sepuluh tahun lebih, berikut dengan keluarganya, masalah dalam keluarga, pindah sekolah, pindah rumah, percintaan, cinta pertamanya, waktu-waktu paling indah, momen menakutkan dan berbagai aktivitas lainnya yang benar-benar dijalani Mason selama masa anak-anak hingga remajanya.

Tentu film ini tidak dapat ditebak bagaimana perjalanannya, dan bagaimana endingnya. Mengingat film ini adalah kenyataan hidup seorang manusia, yang tidak berjalan menurut skenario sang sutradara tetapi mengalir secara alami.

Perceraian orang tuanya membuat Mason harus berjuang dalam masa remajanya. Film ini mengisahkan hampir keseluruhan kehidupan Mason dan pemeran dalam film ini adalah Ellar Coltrane dalam keseluruhan film. Artinya bahwa Ellar telah berada dalam film ini selama 12 tahun.

Film dengan setting latar paling lama ini digarap oleh Richard Linklate dan juga sebagai penulis. Dalam film ini kamu akan melihat bagaimana sebenarnya kehidupan itu berjalan tanpa ada skenario yang dibuat-buat, selalu dengan happy ending, namun dalam film ini akan kelihatan bagaimana kenyataan yang harus dihadapi, mau tidak mau dan suka tidak suka.

Ellar saat ini sudah dewasa, saat film ini selesai shooting, dan diputar di bioskop untuk pertama kali, Ellar bahkan sudah berumur 20 tahun. Film satu-satunya yang mengambil rentang waktu paling lama. Kesempurnaan film ini dapat terlihat dari rating imdb yang begitu tinggi. 


Plotnya sendiri kalau mau jujur tergolong umum untuk ukuran drama-drama tentang pendewasaan diri dengan banyak filosifi tentang hidup. Ada potret tentang keluarga broken home yang semua ceritanya diambil dari sudut pandang Mason sejak usia enam tahun sampai nanti ketika ia mulai masuk kuliah. Jatuh bangun perjalanan hidup Mason dan keluarganya terekam dalam banyak aktivitas sehari-hari tanpa terlalu banyak didramatisir, sebaliknya Linklater membiarkan semua konfliknya berjalan nyata termasuk bagaimana karakter di dalamnya belajar dari pengalaman masa lalu.
menceritakan suka duka seorang anak laki-laki bernama Mason (Ellar Coltrane) yang hidup dalam keluarga yang mengalami broken home karena kedua orang tuanya telah bercerai. Walaupun begitu, ayahnya, Mason Sr. (Ethan Hawke) rutin mengunjunginya untuk berlibur dan bersenang-senang. Sebagai single parent, ibunya yang bernama Olivia (Patricia Arquette) harus merawatnya bersama saudarinya, Samantha (Lorelei Linklater) dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan. Karena ingin memperbaiki kehidupan mereka nantinya, sang ibu ingin melanjutkan kuliah di Houston, dimana nenek mereka, Catherine (Libby Villary) juga tinggal di sini. Mereka pun harus pindah rumah walaupun dengan berat hati.

Bill Welbrock (Marco Perella). Hingga pada akhirnya mereka pun menikah dan pindah ke rumah Prof. Welbrock. Prof. Welbrock sendiri mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan seperti halnya Olivia. Mereka adalah Randy (Andrew Villarreal) dan Mindy (Jamie Howard). Pada awalnya mereka adalah keluarga yang bahagia. Namun keadaan itu tidak berlangsung lama. Sifat asli Dr. Welbrock muncul ketika dia mulai sering mengkonsumsi minuman beralkohol. Tempramennya berubah keras, suka memerintah, dan mengeluarkan sumpah serapah. Mason dan Samantha mulai tidak menyukainya. Puncaknya adalah ketika ibu mereka dipukul sampai terjatuh dan aksi lempar botol bir serta memecah belah piring dan gelas ketika makan. Karena tidak tahan, ibu mereka kabur dari rumah. Beberapa hari kemudian sang ibu datang untuk menjemput Mason dan Samantha dan pergi meninggalkan rumah. Itulah akhir kebersamaan mereka.
Beberapa tahun kemudian, mereka telah masuk SMP sementara ibu mereka menjadi dosen Psikologi di salah satu kampus. Ibu mereka kemudian menikah lagi, namun kali ini dengan mahasiswanya sendiri yang bernama Jim (Brad Hawkins). Ayah mereka juga telah menikah lagi dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Cooper (Landon Collier). Pada ulang tahun ke-15, Mason mendapat hadiah dari ayah tirinya berupa sebuah kamera yang membuatnya semakin menekuni hobi fotografi. Namun kebersamaan ini juga tidak berlangsung lama karena ibu mereka bercerai untuk yang ketiga kalinya.
Sampai akhirnya Mason memasuki dunia perkuliahan dimana Samantha telah kuliah dua tahun lebih awal. Sang ibu mulai sadar bahwa waktu berlalu dengan cepat. Sambil menangis, ibu mengenang bagaimana perjuangannya dalam mengasuh mereka sejak kecil. Namun kini satu persatu telah meninggalkannya seorang diri.


Ulasan : 
kenapa saya memilih film ini? karena fim ini sangat mengarah kepada unsur pencaran jati diri, terlepas dari film ini yang keren, film ini juga dbuat selama 12 tahun, tingkat kesederhanaan dari flm ini membuat flm ini terasa spesial