Selasa, 02 Agustus 2016

Review Film The Theory of Everything

THE THEORY OF EVERYTHING






Sebuah film yang di adopsi dari suatu kisah Stephen Hawking yang menceritakan awal karirnya sebagai seorang ilmuwan, serta penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang di deritanya.

Stephen Hawking, kebanyakkan orang bakal menyebut dia adalah seorang fisikawan yang menderita penyakit langka dan membuatnya lumpuh. Lalu di sisi lain, kebanyakkan orang juga menyebutnya sebagai ilmuwan jenius yang memuja sekali sains sebagai jawaban atas segala hal dan membuatnya tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Tapi diluar dari pengetahuan orang awam, masih banyak orang yang belum mengenal kehidupan dari seorang ilmuwan asal Cambridge ini, termasuk dalam kehidupan percintaannya dengan seorang perempuan yang bernama Jane. Dengan pembawaan yang identik dengan sains, jelas film ini memberikan sisi – sisi bagian yang menarik sebagai usaha menghidupkan sang fisikawan.

Stephen Hawking yang dulu menjadi mahasiswa yang sangat jenius dan sibuk sekali dengan belajar matematika dan fisika untuk mengejar gelarnya di Cambridge University. Sosok yang menjadi inspirasi bagi semua orang dengan keterbatasannya sebagai seorang yang menderita ALS ((Amyotrophic Lateral Sclerosis), yaitu gannguan syaraf motoric pada tubuh yang menyebabkan lumpuh dan kehilangan kemampuan motoric seperti bicara, berjalan, bergerak dan menelan, tapi dia tetap produktif dan menciptakan kreasi – kreasi.

Buku karangannya mengenai waktu, A History Brief of Time adalah salah satu buku non-fiksi yang terjual lebih dari 10 juta kopi di dunia. Beralih ke Film The Theory of Everything, pertama kali menonton film ini saya merasa tidak mampu memahami isinya. Hampir saya ingin mengganti film nya, tapi saya memutuskan untuk melanjutkan menonton film ini karena film menyuguhkan kisah romantis antara Stephen Hawking dan Jane Wilde yang berada satu kampus dan berlanjut hingga keduanya menikah dan bagaimana perjuangan baik Jane dalam menghadapi penderitaan Stephen. Mungkin di film ini kebanyakkan memang lebih focus pada kisah cinta antara Stephen dan Jane. Tapi jangan khawatir, film ini akan bercerita tentang teori fisika seperti hakikat waktu, teori relativitas, mekanika kuantum dan lain sebagainya yang bakal bisa kita nikmati di film ini.  Stephen Hawking muda yang masih sehat mungkin terasa awkward, tapi senyum dan caranya berbicara boleh jadi akan dengan mudah membuatmu jatuh cinta kepada ilmuwan itu, dan membuat profesi ilmuwan terasa lebih keren daripada di kehidupan nyata. Kisahnya berjalan dalam ritme yang mudah diikuti, tanpa terlalu terjebak pada momen-momen yang terlalu mengharu biru ala drama pada umumnya.


The Theory of Everything ini menjadi lebih menarik karena didukung oleh pemeran – pemerannya yaitu Eddie Redmayne yang begitu luar biasa membawakan sosok Stephen Hawking dengan baik. Menurut saya, Eddie Redmayne ini sangat mirip dengan Stephen Hawking asli. Pesonanya juga cukup likeable dan memiliki selera humor yang tinggi. Dengan totalitasnya sebagai pemeran film The Theory of Everything, membuat dia meraih piala Oscar. Felicity Jones, dengan auranya yang tipikal girl-next-door, juga dengan baik mampu menampilkan karakter seorang istri yang tegar dan memegang teguh rasa cinta dan komitmennya kepada sang pasangannya. Setting tempat pembuatan film ini pun sangat terlihat sangat elegant, mengambil di suatu kota di Britania Raya. Film ini banyak mengambil setting tempat yang sangat cocok dengan film, setting tempatnya selalu membuat orang ingin pergi kesana juga.

Alasan mengapa saya mengambil film ini untuk judul review dan resensi karena film ini sangat memberikan kesan edukasi bagi setiap orang yang menontonnya. Kita bisa belajar bahwa Stephen Hawking menciptakan teori – teori sains, terlebih mengenai waktu dan relativitas. Berkat ciptaan teorinya, kita bisa mempelajari ilmu – ilmu sains yang berguna bagi kehidupan sekarang bahkan sampai masa yang akan datang. Yang saya salutkan dari Stephen Hawking adalah walaupun dia telah berjasa bagi setiap orang berkat ilmu teorinya tentang sains, dia tetap rendah hati dan tidak sombong. Dia pernah mendapatkan kesempatan untuk diberi penghargaan Dari Ratu Inggris, tapi dia menolaknya tanpa alasan. Sosok Jane wilde pun sangat berjasa sekali bagi Stephen Hawking karena dengan kesabarannya menjaga dan memberi semangat Stephen Hawking di setiap harinya. Seperti yang sudah saya jelaskan bahwa kenapa saya menyarankan kalian semua untuk menonton film ini, banyak kejutan – kejutan dan banyak momen – momen menarik yang disuguhkan oleh film – film ini. Saya sangat setuju bahwa film ini mendapatkan penghargaan dan mendapatkan rating yang tinggi dengan apa yang telah diberikan oleh film ini.


https://www.youtube.com/watch?v=Salz7uGp72c



Tidak ada komentar:

Posting Komentar